Sabtu, 15 November 2008

Peran Dakwah Kampus Terhadap Dakwah Sekolah

Peran Dakwah Kampus Terhadap Dakwah Sekolah

Kita menyadari bahwa kontribusi dakwah sekolah terhadap dakwah kampus sangat tinggi, dimana banyak alumni ROHIS yang berperan besar dalam berkontribusi untuk dakwah di kampus. Bagaiamana peran yang ideal untuk dakwah kampus agar dapat lebih mempercepat perkembangan dakwah sekolah yang juga berdampak pada kemajuan dakwah kampus ?

Perkembangan dakwah sekolah dalam 8 tahun terakhir ini mengalami kemjuan yang sangat pesat. Perubahan struktur sosial akibat keberadaan ROHIS atau DKM mulai terasa, seperti diberlakukannya jilbab, baju muslim, penolakan terhadap acara yang penuh hura-hura dan sebagainya. Pihak-pihak yang intens memikirkan dan menjalankan dakwah sekolah juga semakin banyak dan menyebarluas di seluruh Indonesia. Saat ini bisa dikatakan hampir seluruh SMU di Indonesia telah memiliki ekstrakulikuler ROHIS atau DKM di sekolahnya. Bahkan pada kota besar seperti di Jakarta, Dakwah SMP juga sudah mulai terasa dan mampu untuk membuat pengaruh yang positif terhadap SMPnya.

Selama 8 tahun ini pula lah, dakwah kampus yang selalu menikmati output dari dakwah sekolah. Kampus di supply secara Cuma-Cuma kader dakwah sekolah yang telah memiliki pemahaman dakwah yang kuat serta siap untuk berkontribusi besar untuk dakwah kampus. Sehingga, pengelola dakwah kampus hanya perlu memoles sedkit kader dakwah sekolah ini untuk kemudian menjadi dinamo dakwah di kampus. Akan tetapi ironinya, belum ada peran strategis dan terencana dari dakwah kampus untuk memajukan dakwah sekolah.

Disinilah sebetulnya saya ingin mengutarakan sebuah balas budi dari dakwah kampus(DK) ke dakwah sekolah(DS). Sebagai penikmat output dakwah sekolah setiap tahunnya kita perlu pula memberikan yang terbaik untuk memajukan sekolah yang menjadi supplier terbanyak siswa ke kampus kita dan sekolah yang dekat dengan kampus kita secara geografis. Dua kriteria inilah yang akan menjadi target pertama dan utama dari kontribusi DK ke DS. Jika semua kampus bisa mengayomi dan memajukan DS dengan kriteria diatas, maka akan terbentuk jaringan pengembangan DS dengan kampus sebagai sumbu utamanya. Karena kampus biasanya dibangun dengan basis distribusi geografis, maka besar kemungkinan jika semua kampus bisa menjalankan peran ini dengan baik semua DS dapat berkembang dengan baik.

Gambar diatas merupakan ilustrasi dari bagaimana DK membuat pengaruh terhadap DS, dimana dalam pola ini wilayah terdekat dari kampus dan sekolah yang banyak supply siswa terbanyak terhadap kampus tersebut. Saya coba memberikan contoh, ITB banyak di supply siswa dari SMU 3 Bandung, SMU 5 Bandung, SMU 8 Jakarta, dan SMU 70 Jakarta. Dan secara geografis juga ada sekolah yang dekat dengan ITB, seperti SMU 1 Bandung, SMU 2 Bandung, SMU 10 Bandung, SMU Darul Hikam dan beberapa sekolah lainnya. Dengan terdefinisinya sekolah yang terkoordinasi dalam payung sebuah kampus, maka barulah sebuah kampus bisa memberikan kontribusinya. Bagaimana bentuk kontribusi kampus untuk DS ? sebelum menjawab pertanyaan ini saya ingin sedikit memaparkan urgensi dari DS itu sendiri, dan bagaimana korelasinya terhadap DK, bahkan untuk kampus selain kampus kita.

Sekolah merupakan massa dimana seseorang dalam tahap pencarian dirinya, sehingga jika seseorang dapat tersentuh nilai Islam sejak masa sekolah ini, akan menjadi bekal yang sangat baik dan kuat bagi dirinya. Selain itu, sama seperti DK, DS juga mempunyai tujuan untuk mensupplai alumni sekolah yang berafiliasi terhadap Islam sehingga nantinya bisa menjadi input bagi perguruan tinggi. Perlu diingat juga bahwa banyak sekali perguruan tinggi yang perlu di isi oleh siswa-siswi yang telah memiliki pemahaman Islam yang kuat.

Bisa Anda lihat disini bahwa DS memiliki peran pula untuk mengarahkan para siswa yang sudah terkondisikan untuk dapat masuk di semua jenis perguruan tinggi yang diperlukan untuk perbaikan bangsa. Perlu disadari pula bahwa kita perlu pula kader yang mampu untuk berdakwah di militer atau sekolah tinggi negara yang saat ini masih membutuhkan banyak kader dakwah untuk mengubah kondisi kampus tersebut menjadi lebih bernilai Islami.

Oleh sebab itu ada berbagai cara bagi dakwah kampus untuk memajukan dakwah sekolah ini, antara lain :

  1. Berperan sebagai pengelola dakwah sekolah. Biasanya bisa dimulai oleh alumni salah satu sekolah untuk membuka dakwah di sekolah tesebut. Pendekatan dapat melalui pihak sekolah atau melalui OSIS sekolah. Jika memang tidak ada alumni suatu sekolah, bisa saja kampus mengutus salah satu kadernya yang memang mempunyai kecendrungan terhadap dakwah sekolah untuk mengelolanya.
  2. Sebagai mentor. Cara ini biasanya pula sering dilakukan dan memang mudah untuk dilakukan. Kampus mencoba memberikan kader-kadernya untuk mengisi mentoring rutin di sekolah-sekolah yang sudah terkondisikan. Kesempatan mengisi mentoring ini bisa juga menjadi latihan mengisi bagi mentor mula untuk mahasiswa tingkat awal, atau mentor pemula.
  3. Sebagai pemateri atau pengisi acara. Banyaknya interaksi antara mahasiswa dengan siswa dapat menjadi wawasan tambahan bagi siswa. Seperti informasi mengenai perguruan tinggi, akses beasiswa untuk kuliah, tantangan pasca kampus, atau yang lebih luas mungkin seperti tantangan masa depan Indonesia. Dengan memberikan informasi yang luas terhadap siswa sejak dini, maka ia akan bisa mempersiapkan sejak awal untuk menghadapi tantangan masa depannya.

--- by : ridwan [alumni 07]---- bilih bade pateupang klik --> saliqilman.blogspot.com

Selasa, 11 November 2008

We must come back !!



Bagi Akhlumni dan Ukhlumni yang ingin artikel buatannya ditampilkan di blog ini.. Silahkan kirimkan artikel antum ke fotsar@ymail.com emailnya akan ana cek tiap hari senin.
Tersedia hadiah bagi pengirim ke 999999999 , PAJAK DITANGGUNG NEGARA !